Metode-metode peramalan


Dalam peramalan, penggunaan berbagai model akan memberikan nilai dan derajat error yang berbeda. Salah satu seni dalam peramalan adalah memilih model peramalan terbaik yang mampu mengidentifikasi dan menanggapi pola aktivitas historis dari data.Secara umum, model-model peramalan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:
1.        Metode Kualitatif
Metode kualitatif adalah metode yang dilakukan berdasarkan pendapat dari pihak yang melakukan peramalan. Metode kualitatif ditujukan untuk peramalan terhadap produk baru, pasar baru, perubahan sosial dari masyarakat, perubahan teknologi, atau penyesuaian terhadap forecast berdasarkan metode kuantitatif. Beberapa model peramalan produksi yang digolongkan sebagai model kualitatif adalah:
a.         Dugaan Manajemen (Manajemen Estimate)
Dugaan manajemen adalah metode dimana peramalan semata-mata berdasarkan pertimbangan manajemen. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif terhadap intuisi dari satu kelompok kecil berdasarkan pengalaman dengan opini yang kritis dan relevan. Bagaimanapun, metode ini mempunyai banyak keterbatasan sehingga perlu dikombinasikan dengan metode peramalan yang lain.
b.         Riset Pasar (Market Research)
Riset pasar merupakan metode peramalan berdasarkan hasil-hasil dari survei pasar yang dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasar produk atau yang mewakilinya. Metode ini tidak hanya akan membantu peramalan, tetapi juga untuk meningkatkan desain dan perencanaan produk baru.
c.         Metode Kelompok Terstruktur (Structured Group Methods)
Metode kelompok terstruktur merupakan teknik peramalan berdasarkan pada proses konvergensi dari opini beberapa orang atau ahli secara iteraktif tanpa menyebutkan identitasnya. Peranan fasilitator sangat diharapkan untuk memperoleh atau menyimpulkan hasil-hasil peramalan.
d.         Analogi Historis (Historical Analogy)
Analogi historis merupakan teknik peramalan berdasarkan pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat disamakan secara analogi. Metode ini cenderung akan menjadi metode terbaik untuk penggantian produk di pasar.

2.        Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif adalah metode yang dilakukan berdasarkan analisis hubungan numerik dari data atau metode statistik. Metode kualitatif dikelompokkan ke dalam dua bagian utama, yaitu:
a.         Metode Kuantitatif Intrinsik (Time Series Model)
Time series model merupakan suatu metode yang menggunakan seri pengamatan suatu variabel dalam bentuk interval waktu diskrit. Waktu yang diamati merupakan waktu periode sebelum hingga saat ini. Time series model yang biasa digunakan dalam analisa perhitungan peramalan adalah sebagai berikut:
·         Metode Moving Average
Metode moving average menggunakan sejumlah data aktual untuk membangkitkan nilai peramalan di masa yang akan datang. Metode ini akan efektif diterapkan apabila asumsi bahwa permintaan pasar stabil sepanjang waktu. Tujuan dari metode moving average adalah untuk melibatkan periode permintaan yang sesuai sehingga faktor acak dapat dikurangi dan informasi yang tidak relevan dari permintaan di masa lalu dapat diabaikan. Perhitungan metode moving average berubah seiring dengan perubahan waktu, data lama dihapus, dan data baru ditambahkan. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:


Keterangan:
Ft      = Peramalan permintaan periode t
n     = Jumlah periode moving average
t      = Periode terbaru       

·         Metode Weighted Moving Average
Metode weighted moving average lebih responsif terhadap perubahan karena data dari periode baru biasanya diberi bobot lebih besar. Pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus untuk menetapkan mereka. Oleh karena itu, pemutusan bobot yang digunakan membutuhkan pengalaman. Sebagai contoh, jika bulan atau periode terakhir diberi bobot yang terlalu berat, peramalan dapat menggambarkan perubahan yang terlalu cepat yang tidak biasa pada permintaan atau pola penjualan. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:
Ft = Peramalan permintaan periode t
n  = Jumlah periode weighted moving average

·         Metode Single Exponential Smoothing
Metode single exponential smoothing merupakan metode peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan yang canggih, tetapi masih mudah digunakan. Mudah dalam artian bahwa penyimpanan data historis akan lebih kecil sehingga proses perhitungan akan semakin efisien. Metode ini menggunakan pencatatan data masa lalu yang sangat sedikit. Selain itu, seluruh data historis diperhitungkan dan permintaan aktual terakhir diberi bobot lebih besar (α, faktor smoothing). Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:


Keterangan:
     Ft    = Peramalan permintaan periode t
     α     = Konstanta pemulusan (0 ≤ α ≤ 1)
     Ft-1  = Peramalan permintaan satu periode yang lalu (t – 1)
     At-1 = Permintaan aktual satu periode yang lalu (t – 1)

·         Metode Double Exponential Smoothing
Metode double exponential smoothing adalah metode penghalusan eksponensial yang lebih rumit dan dapat menyesuaikan diri pada trend yang ada. Idenya adalah menghitung trend rata-rata data penghalusan eksponensial, kemudian menyesuaikan untuk kelambatan (lag) positif atau negatif pada tren. Dengan penghalusan eksponensial pada penyesuaian trend, estimasi rata-rata dan trend dapat dihaluskan. Prosedur ini membutuhkan dua konstanta penghalusan, dimana α untuk rata-rata dan ß untuk trend. Kemudian, dilakukan perhitungan rata-rata dan trend untuk setiap periode. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
                                          
Keterangan:
     Ŷt        = Peramalan permintaan periode t
      a        = Konstanta pemulusan (0 ≤ α ≤ 1)
      β       = Konstanta trend (0 ≤ β ≤ 1)
      Et-1  = Peramalan permintaan periode (t – 1)
      Tt      = Indeks trend pada periode t

·         Metode Triple Exponential Smoothing
Metode triple exponential smoothing, atau yang dikenal sebagai metode Holt-Winters, dapat menangani faktor seasonal dan trend yang muncul secara sekaligus pada sebuah data time series. metode Holt-Winters dapat digunakan untuk data stasioner maupun non-stasioner (Kalekar, 2004). Metode ini didasarkan atas tiga unsur peramalan, yaitu keseluruhan, trend, dan seasonal untuk setiap periode dan memberikan tiga pembobotan dalam prediksinya, yaitu α, β, dan γ. Metode ini terbagi menjadi dua, yakni:
Keterangan:
St      = Nilai pemulusan peramalan untuk periode t
Xt      = Nilai aktual pada periode t
       bt       = Nilai pemulusan trend
       It        = Komponen musiman pada periode t
       Ŷt+m   = Peramalan untuk m periode ke depan dari t
       m       = Jumlah periode yang akan di-foreast ke depan
α        = Parameter penghalusan untuk data (0 < α < 1)
β        = Parameter penghalusan untuk trend (0 < β < 1)
γ        = Parameter penghalusan untuk seasonal (0 < γ < 1)
L       = Panjang seasonal                                                    
o   Metode Holt-Winters Additive
Menurut Montgomery (2009), metode musiman additive dengan metode penambahan musiman cocok untuk prediksi time series dengan amplitudo pola musiman yang tidak tergantung pada rata-rata level atau ukuran data sehingga bersifat konstan. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:
  St       = Nilai pemulusan peramalan untuk periode t
Xt      = Nilai aktual pada periode t
bt       = Nilai pemulusan trend
It        = Komponen musiman pada periode t
Ŷt+m   = Peramalan untuk m periode ke depan dari t
m       = Jumlah periode yang akan di-forecast ke depan
α        = Parameter penghalusan untuk data (0 < α < 1)
β        = Parameter penghalusan untuk trend (0 < β < 1)
γ        = Parameter penghalusan untuk seasonal (0 < γ < 1)
L        = Panjang seasonal

o   Metode Holt-Winters Multiplicative
Metode musiman multiplicative dengan metode perkalian musiman cocok untuk prediksi time series dengan amplitudo pola musimannya proporsional dengan rata-rata level atau tingkatan dari time series (Montgomery, 2009). Dengan kata lain, pola musiman membesar seiring meningkatnya ukuran data. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan:
St      = Nilai pemulusan peramalan untuk periode t
Xt      = Nilai aktual pada periode t
       bt       = Nilai pemulusan trend
       It        = Komponen musiman pada periode t
       Ŷt+m   = Peramalan untuk m periode ke depan dari t
       m       = Jumlah periode yang akan di-foreast ke depan
α        = Parameter penghalusan untuk data (0 < α < 1)
β        = Parameter penghalusan untuk trend (0 < β < 1)
γ        = Parameter penghalusan untuk seasonal (0 < γ < 1)
L       = Panjang seasonal                                                   
·         Metode Trend Line Analysis
      Metode trend line analysis dipergunakan sebagai metode peramalan apabila pola historis dari data aktual permintaan menunjukkan adanya suatu kecenderungan menarik dari waktu ke waktu. Metode yang paling sederhana adalah menggunakan persamaan garis lurus (straight line equation). Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan:
Ft    = Permintaan pada periode t
       a     = Intersep dari persamaan garis lurus
       b     = Slope dari trend line
       t      = Indeks waktu
       tbar   = Nilai rata-rata dari t
A     = Variabel permintaan (data aktual permintaan)
       Abar  = Nilai rata-rata dari A

b.        Metode Kuantitatif Ekstrinsik (Model Kausal)
Model kausal dilakukan berdasarkan pada pola-pola eksternal.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »