Metode Statistika Anova (Analysis Of Variance)

Analisis varians adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan kita untuk mengetahui apakah dua atau lebih rata – rata populasi akan bernilai sama dengan menggunakan data dari sampel masing – masing populasi (Dr. Ir. Harinaldi, M Eng, 2011). ANOVA digunakan untuk menganalisis perbedaan rata – rata variable tergantung (dependent variable) berdasarkan lebih dari dua kelompok atau kategori yang terdapat pada variable bebas (independent variable) (Walpole, 2011).

ANOVA dibedakan menjadi 2, yaitu One Way ANOVA dan Two Way ANOVA. One way hanya menggunakan satu variabel faktor dan variabel independent. Two way ANOVA menggunakan dua faktor untuk eksperimen.

 A. ANOVA (One Way ANOVA)
Langkah-langkah pengujian klasifikasi satu arah (One Way ANOVA) adalah sebagai berikut :
1.         Hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Hipotesis nol dan alternatif dibuat berdasarkan kondisi keseimbangan antara rata-rata populasi untuk semua grup perlakuan (Weiers, 2011:417). Berikut adalah hipotesis dalam pengujian one way ANOVA.
H0 : μ1 = μ2 = μ3 = … = μk
H1 : tidak seluruh rata-rata populasi sama
2.         Format Data
Data tersusun dalam sebuah form dengan kolom yang terpisah untuk setiap perlakuan.

Gambar 2.4 Format data one way ANOVA
Sumber: Weirs (2011:418)

3.     Perhitungan One-way ANOVA
Ketentuan perhitungan jumlah kuadrat:
a.          Variasi berdasarkan faktor
SSA adalah jumlah kuadrat yang merefleksikan variasi yang disebabkan pengaruh level faktor A.
b.         Sampling error, E
SSE adalah jumlah kuadrat yang merefleksikan variasi berdasarkan pada sampling error. Dalam perhitungannya, setiap nilai data harus dibandingkan dengan rata-rata tiap data.
c.          Variasi Total, T
SST adalah jumlah kuadrat yang merefleksikan variasi keseluruhan data dengan setiap data observasi dibandingkan dengan rata-rata, kemudian selisihnya dijumlahkan dan dikuadratkan.
Gambar 2.5 Variasi Total
Sumber: Weirs (2011:418)
4.         Nilai kritis dan keputusan
Pengujian berupa pengujian hipotesis arah kanan dan untuk suatu level signifikansi yang dipilih, penolakan H0 dilakukan apabila nilai F > F (α, a-1, N-a ). Mengacu pada tabel distribusi F, v1 adalah a-1 dan v2 adalah N-a.

B. ANOVA (Two Way ANOVA)
Langkah-langkah pengujian klasifikasi satu arah (Two Way ANOVA) adalah sebagai berikut :
1.         Hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Hipotesis nol dan hipotesis alternatif dinyatakan berdasarkan pengaruh dari faktor A dan faktor B, serta interaksi antar kedua faktornya. Ada tiga hipotesis dalam pengujian Two way ANOVA.
a.          Pengujian pengaruh faktor A :
H₀ : αᵢ = 0 faktor A tidak memberikan pengaruh terhadap variabel terikat.
H₁ : αᵢ ≠ 0 paling tidak satu faktor A memberikan pengaruh terhadap variabel terikat.
b.         Pengujian pengaruh faktor B :
H₀ : βj = 0 faktor B tidak memberikan pengaruh terhadap variabel terikat.
H₁ : βj ≠ 0 paling tidak satu faktor B memberikan pengaruh terhadap variabel terikat.
c.          Pengujian pengaruh interaksi antara faktor A dan faktor B :
H₀ : (αβ)ᵢj = 0 tidak ada pengaruh antara interaksi antara variabel bebas satu dan variabel bebas lainnya.
H₁ : (αβ)ᵢj ≠ 0 paling tidak ada pengaruh antara interaksi antara variabel bebas satu dan variabel bebas lainnya.
2.         Format Data untuk analisis
Data dapat disajikan dalam bentuk perhitungan table, dengan masing-masing sel sebagai kombinasi level ke I (dari faktor A) dengan level faktor ke j (dari faktor B). Setiap sel berisi r observasi atau replikasi. Untuk setiap level faktor, rata-rata dapat terhitung.
Gambar 2.4 Format analisis data ANOVA
Sumber: Weirs (2011:444)
3.         Perhitungan
Ketentuan perhitungan jumlah kuadrat:
a.          Variasi berdasarkan faktor
SSA adalah jumlah kuadrat yang merefleksikan variasi yang disebabkan pengaruh level faktor A. SSB adalah jumlah kuadrat yang merefleksikan variasi yang disebabkan pengaruh level faktor B.
b.         Variasi berdasarkan interaksi faktor A dan faktor B
SSAB adalah jumlah kuadrat yang merefleksikan variasi yang disebabkan pengaruh antara level faktor A dan level faktor B. Langkah yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan menjumlahkan hasil kuadrat yang lain, sehingga SSAB = SST – SSA – SSB – SSE.
c.          Sampling error, E
SSE adalah jumlah kuadrat yang merefleksikan variasi berdasarkan pada sampling error. Dalam perhitungannya, setiap nilai data asli harus dibandingkan dengan rata-rata tiap data.
d.         Variasi total, T
SST adalah jumlah kuadrat yang merefleksikan variasi keseluruhan data, dengan setiap data observasi dibandingkan dengan rata-rata, kemudian selisihnya dijumlahkan dan dikuadratkan.

Tabel 2.5 Variasi Total
Sumber: Weirs (2011:445)
4.         Nilai kritis dan keputusan
Untuk setiap hipotesis nol, nilai kritis dari F bergantung pada tingkat signifikansi yang telah dipilih serta dari nilai derajat kebebasan dalam uji F. Dalam setiap pengujian H₀, nilai dari v₁ dan v₂ dapat dilihat di tabel. Nilai F hitungnya berupa F (α, v₁, v₂), dengan demikian penolakan H₀ dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.          Pengaruh utama, faktor A :
Menolak H₀: αᵢ = 0, jika F₁ = s₁²/s₃² > F (α;(a-1);ab(r-1))
b.         Pengaruh utama, faktor B :
Menolak H₀ : βj = 0, jika F = s₂²/s₃² > F (α;(b-1);ab(r-1))
c.          Pengaruh interaksi, faktor A dan faktor B :
Menolak H₀ : (αβ)ᵢj = 0, jika F s₃²/s₄² > F (α;(a-1);(b-1); ab(r-1))
Sumber: Weirs (2011:443)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »